Home Tutorial Hunwick?Profix
Tulis Dari Hati, Baru Dapat Menyentuh Hati

Tuesday, November 11, 2025

Titik

Kau datang padanya, tak pernah kutahu,
Kau tinggalkan aku disaat kubutuhkanmu,
Cinta tak begini, selama ku tahu,
Tetapi ku lemah kerna cintaku padamu.



Aku pernah berada di suatu titik di mana rasanya hidup terasa menyakitkan dan menyesakkan, hingga rasanya aku tidak ingin membuka kedua mataku lagi. Walau pada akhirnya aku memilih untuk membuka kedua mataku lagi.

Aku pernah berada di suatu titik di mana aku ingin melupakan seluruh ingatanku. Tapi aku tak ingin benar-benar melupakan ingatanku, hanya saat tertentu saja aku ingin melupakannya. 

Aku pernah berada di suatu titik di mana aku ingin menyerah berkali-kali kerana merasa tak sanggup menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi. Tapi sampai saat ini, aku masih berjalan meskipun tertatih-tatih. 

Aku pernah berada di suatu titik di mana semua rencana yang sudah kususun rapi, berantakan satu per satu. Tapi aku mulai menyusunnya lagi meskipun jatuh beberapa kali.

Aku pernah berada di suatu titik di mana rasanya berbicara dan berdiri di antara orang-orang terasa sangat menakutkan dan membuatku ingin menghilang saja. Tapi aku memilih untuk selalu berlatih meskipun hasilnya tidak sebaik orang lain. 

Mungkin lukanya belum sembuh, dan rasanya masih rapuh.

Tak banyak inginku, jangan kau ulangi,
Menyakiti aku sesuka kelakuanmu,
Ku bukan manusia yang tak berfikir,
Berulang kali kau lakukan itu padaku.




Tak semua yang hilang adalah kehilangan. Kadang, itu adalah cara semesta memberi ruang.
Mengosongkan sesuatu untuk diisi dengan perkara yang lebih baik.
Melepaskan sesuatu yang kau genggam erat, agar tanganmu bebas menerima hal lain yang lebih baik.

Tak semua yang tak terbalas adalah penolakan. Kadang, itu adalah cara semesta mengajarkan ikhlas tanpa syarat. Sebab, cinta yang tulus pun tak selalu harus diterima. Dan disitulah manusia berlajar bahawa berharap adalah seni untuk mencintai, walaupun tika jawapan tidak pernah datang.

Dingin merayap perlahan memenuhi seisi kamar. Tangisan kecil mula terdengar, sayup-sayup ditelinga.
Anak kecil yang belum genap satu bulan itu sedang beradu dengan mimpi-mimpinya. Sesekali senyumnya tergambar, lalu sesaat kemudian dahinya mengenyit diiringin bibirnya yang kian mencari dimana pelepas dahaganya.

Kerana aku telah terbiasa jatuh, kehilangan, dan memaafkan.

Akan tiba masanya dimana aku tidak akan lagi berharap, masa dimana aku hanya percaya pada diri sendiri. Ya, fikiranku kacau bilau, rasanya sesak di dada.

Akan tiba masanya dimana aku akan berterima kasih pada diriku sendiri kerana telah bertahan sejauh ini.
Kuatku akan bertambah seiring kekecewaan yang aku terima.




Berjuang tak mesti riuh. Mengejar tak mesti berlari. Untuk didengar tak mesti berteriak.
Berjuanglah sekeras mungkin, dengan diam dan tenang. Setenang air di permukaan.

Aku bersaksi, tidak ada kembali setelah pergi dan tak ada rindu selain pilu.
Setelah ini, aku pastikan tidak ada lagi kamu.
Setelah ini, aku tunjukkan tidak ada lagi seperti dulu.

Jika cinta dia, jujurlah padaku,
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu, 
Jika cinta dia, kucoba mengerti,
Mungkin kau bukan cinta sejati di hidupku.

No comments:

Post a Comment

Labels

Perasaanku (19) Sayang (14) Ujian (13) Semangat (7) Ukhuwah (5) Cerpen (1) Suka (1) Yasmin J Hunwick (1)