Home Tutorial Hunwick?Profix
Tulis Dari Hati, Baru Dapat Menyentuh Hati

Thursday, December 14, 2023

Ubat



Setiap luka itu mencari karmanya yang tersendiri.
Entah hari ini atau nanti.
Entah cepat atau lambat.

Aku sudah berulang kali mencuba membuka dan mengubati hati, tetapi lupa adalah suatu perkara yang sukar untuk aku usahakan. Memandangmu, bertemu denganmu, berbicara denganmu seolah membiarkan rakaman lama terulang kembali lalu terbiasa dengan rasa sakitnya. 

Aku diam. Diam menjadi kalimat yang panjang namun tak pernah didengar oleh sesiapapun.
Diam menjadi titik terlelahku dalam percaya, membiarkanmu bersikap tanpa pernah ada teguran untuk membuatmu tetap lurus dalam jalannya. Jujur saja aku sudah tidak peduli.

Selalu ada tempat untuk hati yang tepat, namun hati itu hanya untuk singgah bukan untuk sungguh.
Kalau kau tak bersungguh, maka jangan singgah.

Demi tuhan rasa sakit yang amat dahsyat itu tidak datang dari musuh kau melainkan dari orang yang amat dekat dengan hati kau.

Aku masih meraba apakah erti hati yang luas yang dimiliki seseorang. Mungkin kamu menjadi salah satu guru dalam kehidupanku yang sedang mengajarkannya, tapi ternyata aku memerlukan waktu yang lama. 
Jangan membandingkan kerana setiap orang, memiliki waktu yang berbeza dalam mempelajarinya. 

Ketika nanti kau memberikan ruang untuk singgah dan mengizinkanku untuk menetap, aku akan menjadikan dirimu wanita terakhir di hidupku. Akan aku temani kau melangkah dan aku bersedia memapah saat langkah kakimu tersaruk-saruk menuju impian indah yang ingin kau wujudkan.




Aku tak pernah sedia untuk kehilangan sesuatu. Sampai tuhan yang membuat aku sedia untuk belajar merelakan apa yang tidak digariskan untuk diriku, untuk ceritaku, dan untuk sekeping dari besarnya doaku.

Dan tuhan membuat aku mempersiapkan doa-doa lain yang terdengar lebih indah.

Dulu, kamu ada seorang yang aku semogakan.
Dulu, namamu ada di antara bait-bait doa yang aku panjatkan.
Dulu, kamu selalu ada menerpa dalam fikiran aku sehari hari.

Mengharapkanmu menjadi semoga yang terus aku ulang dan ulang.

Tapi kini, tiada lagi harap itu.
Tiada lagi namamu dalam setiap ingin dan anganku.
Tiada lagi namamu di celah-celah doa yang ku pinta.

Ada tersisa semoga, yang masih aku panjatkan.
Namun bukan lagi semoga yang dulu, tapi semoga kebaikan atas jalan kita masing-masing.

Tuhan, aku pernah dipatahkan oleh seseorang yang sejatinya ingin aku jadikan teman hidup. 
Namun sekali lagi, pada siapa aku jatuh hati, takdir-Mu lah yang menentukan dengan siapa aku bersanding dipelaminan nanti. 
Aku punya harapan, namun lagi-lagi Kau yang menentukan. 

Maka sejak saat itu, perihal jodoh, hidup dan mati, aku pasrahkan segalanya kepada Engkau Sang Ilahi.




Jika nanti aku pergi, ketahuilah bahawa kamu pernah menjadi sosok yang ada dibalik setiap tulisan-tulisan yang pernah aku tuliskan.

Mereka adalah pengingat bahawa dalam hidup yang singkat ini, aku pernah mencintaimu begitu sangat.
Namun aku tidak akan pernah bisa melawan seorang yang jauh lebih berusia dan berpengalaman.
Aku tidak akan pernah menang melawan keraguan dan ketakutan dalam diriku.

Bagaimana seorang manusia yang baru setahun jagung mampu mengalahkan seorang yang bertahun lebih awal mengenal asam garam kehidupan?

Sungguh aku tidak dapat menyembuhkan luka ini sendirian.
Setiap kali aku harus menatapmu, setiap kali itu juga aku selalu teringat semua yang kau lakukan dengan sempurna. Sayang sekali bakat mahirmu itu kau gunakan untuk melukai diriku.

Aku tak pernah baik-baik saja. 
Sementara orang yang selama ini aku fikir baik telah pergi bersama orang yang lebih baik. Mungkin aku tidak lebih baik, tetapi aku akan selalu menjadi lebih baik dari diriku yang tak baik.

Kurasa kau juga harus memahami, bilapun juga aku boleh berhenti dan menutup hati. Menyerah kerana sudah kepalang lelah.

Sesekali, fikirkanlah perasaanku. Sesekali, selamilah aku dari hati.

Sesekali, aku ingin kau menjadi aku.

No comments:

Post a Comment

Labels

Perasaanku (19) Sayang (13) Ujian (12) Semangat (6) Ukhuwah (5) Cerpen (1) Suka (1) Yasmin J Hunwick (1)